PusatSumber Belajar. www.psb-psma.org. Mewariskan Budaya Indonesia Melalui Folklore, Mitologi, Legenda, Dongeng KELAS X / SEMESTER 1. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR. STANDAR KOMPETENSI 1. Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah. KOMPETENSI DASAR Slideshow 4311155 by jaclyn
Banyak sekali dongeng dari Jawa Tengah yang telah kakak terbitkan. Salah satu yang menarik dan akan kakak posting hari ini adalah cerita rakyat Joko Kendil. Dongeng Joko Kendil memerikan kita banyak pelajaran berharga. Yuk kita ikuti bersama sampai selesai. Pada zaman dahulu kala, di suatu desa terpencil di Jawa Tengah ada seorang janda miskin. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bentuknya menyerupai periuk untuk menanak nasi. Di Jawa Tengah, periuk untuk menanak nasi itu disebut kendil. Karena anak laki-laki itu menyerupai kendil maka Ia dikenal dengan nama Joko Kendil. Meskipun anaknya seperti kendil, namun sang ibu tidak merasa malu maupun menyesali, bahkan sebaliknya Ia sangat menyayanginya dengan tulus. Ketika masih kecil, Joko Kendil seperti anak-anak seusianya. Ia sangat jenaka sehingga disenangi teman-temannya. Pada suatu hari ada pesta perkawinan di dekat desanya. Diam-diam Joko Kendil menyelinap ke dapur. “Aduh, ada kendil bagus sekali. Lebih baik untuk tempat kue dan buah-buahan,” kata seorang ibu sambil memasukkan bermacam-macam kue dan buah ke dalam kendil itu. Ia tidak tahu bahwa kendil itu sebenarnya adalah manusia. Setelah terisi penuh, Joko Kendil perlahan-lahan menggelinding keluar. “Kendil ajaib! Kendil ajaib! Teriak orang-orang yang melihat kejadian itu. Mereka berebutan memiliki kendil ajaib itu. Joko Kendil pun semakin cepat menggelinding pulang ke rumah. Setibanya di rumah, Joko Kendil Iangsung menemui ibunya. “Dari mana kau mendapat kue dan buah-buahan sebanyak ini?” tanya ibunya penuh keheranan. Joko Kendil dengan jujur menceritakan apa yang dialaminya. Semuanya itu bukan hasil curian melainkan pemberian ibu-ibu di dapur suatu pesta perkawinan. Menurut mereka kendil yang indah itu Iebih tepat untuk menyimpan kue dan buah-buahan daripada digunakan untuk menanak nasi. Tahun demi tahun Joko Kendil bertambah umur dan semakin dewasa. Namun tubuhnya tidak berubah, tetap seperti kendil. Pada suatu hari Joko Kendil menyampaikan keinginannya untuk segera menikah. Tentu saja ibunya bingung, siapa yang mau menikah dengan anaknya yang berbentuk kendil. Ibunya semakin bingung lagi ketika Joko Kendil menyatakan hanya mau menikah dengan puteri raja. “Apa keinginanmu tidak keliru, anakku? Engkau anak orang miskin, bentuk tubuhmu seperti kendil. Mana mungkin puteri raja mau menikah denganmu?” kata ibunya. Tapi Joko Kendil tetap mendesak untuk segera melamarkan puteri raja untuknya. Akhirnya pada hari yang ditentukan Joko Kendil dan ibunya menghadap raja. Sang raja mempunyai tiga orang puteri yang cantik jelita. Ibu Joko Kendil dengah hati-hati menyampaikan bahwa maksud kedatangannya adalah untuk melamar salah seorang puteri raja. Sang raja sangat terkejut tetapi dengan bijaksana Ia menanyakan jawabannya kepada ketiga puterinya itu. “Puteriku, Dewi Kantil, Dewi Mawar, dan Dewi Melati, adakah di antara kalian yang bersedia menerima lamaran Joko Kendil?” “Ayahanda, saya tidak sudi menikah dengan anak desa yang miskin itu,” jawab Dewi Kantil ketus. “Saya pun tidak mau menikah dengan makhluk aneh itu. Saya hanya mau menikah dengan putera mahkota yang tampan dan kaya raya,” jawab Dewi Mawar dengan nada sombong. Sang raja pun mengalihkan pandangannya kepada Dewi Melati. “Ayahanda, mohon restui saya. Lamarannya saya terima dengan sepenuh hati,” jawab Dewi Melati. Mendengar jawaban Dewi Melati mengagetkan itu, sang raja pun sejenak. Ia tidak mengerti apa yang mendorong Dewi Melati bersedia menjadi istri Joko Kendil. Namun sebagai raja yang bijaksana Ia harus menepati janjinya. Cerita Rakyat Joko Kendil – Dongeng Jawa Tengah “Aku merestuimu, anakku,” kata raja. Keputusan Dewi Melati ini Iangsung disampaikan kepada ibu Joko Kendil. Akhirnya perkawinan Dewi Melati dan Joko Kendil pun dilangsungkan dengan meriah. Mendengar jawaban Dewi Melati yang mengagetkan itu, sang raja pun tertegun sejenak. Ia tidak mengerti apa yang mendorong Dewi Melati bersedia menjadi istri Joko Kendil. Namun sebagai raja yang bijaksana Ia harus menepatijanjinya. “Aku merestuimu, anakku,” kata raja. Keputusan Dewi Melati ini langsung disampaikan kepada ibu Joko Kendil. Akhirnya perkawinan Dewi Melati dan Joko Kendil pun dilangsungkan dengan meriah. Joko Kendil pun resmi menjadi suami Dewi Melati dan mereka hidup berbahagia. Namun kebahagiaannya selalu terganggu dengan ejekan dan cemoohan kedua kakaknya. “Lihat, suami Dewi Melati jalannya menggelinding seperti bola,” kata Dewi Kantil yang sengaja bicara dengan keras agar terdengar oleh adiknya. “Wajahnya jelek, tubuhnya aneh, Iebih tepat untuk tempat buang sampah saja,” sambung Dewi Mawar. Semua ejekan itu diterima dengan tabah dan penuh kesabaran oleh Dewi Melati. Pada suatu hari, raja mengadakan perlombaan ketangkasan dan keterampilan menggunakan senjata sambil berkuda. Seluruh keluarga kerajaan menyaksikan lomba itu. Akan tetapi Joko Kendil tidak terlihat di arena perlombaan karena sakit. Dewi Melati pun duduk sendirian. “Hore! Hore!” teriak para penonton membahana saat melihat para panglima dan pangeran dari berbagai negeri memperlihatkan keahliannya. Di tengah-tengah kemeriahan lomba ketangkasan, tiba-tiba penonton terpesona melihat kedatangan seorang ksatria tampan dan gagah perkasa yang sedang memasuki arena. Ia mengenakan pakaian kerajaan yang gemerlapan dan naik kuda tunggangan yang gagah perkasa pula. Dewi Kantil dan Dewi Mawar Iangsung terpesona hatinya dan berusaha menarik perhatian pangeran itu. Mata mereka melirik Dewi Melati yang duduk termangu sendirian. Dongeng dari Jawa Tengah – Cerita Rakyat Joko Kendil “Hanya kita yang pantas bersanding dengan Pangeran tampan itu. Lihat, adik kita sedang termenung memikirkan kendil pujaannya,” ejek Dewi Mawar sambil mencibir ke arah Dewi Melati. Karena tak tahan menerima ejekan kedua kakaknya maka Dewi Melati pun meninggalkan arena perlombaan dan lari kekamarnya. Ketika masuk kamar, Dewi Melati tidak melihat suaminya yang terbaring sakit, melainkan hanya melihat sebuah kendil yang kosong. “Kendil ini yang membuatku selalu dihina sehingga membuatku sedih. Lebih baik kuhancurkan saja!” teriak Dewi Melati sambil menghempaskan kendil itu ke Iantai sampai hancur berkeping-keping. Seketika itu juga tiba-tiba di hadapannya muncul seorang ksatria yang sangat tampan dan gagah perkasa persis pangeran berkuda yang mempesona di arena lomba. “Siapa kamu, mengapa ada di kamarku?” tanya Dewi Melati terkejut. “Akulah Joko Kendil suamimu,” ucap sang Pangeran. Sang Pangeran pun menceritakan bahwa tubuhnya yang berbentuk kendil itu adalah kehendak Dewata. Tubuhnya akan kembali seperti semula apabila ada seorang puteri raja yang tulus bersedia menikah dengannya. Dewi Melati begitu takjub mendengar cerita itu dan Iangsung memeluk suaminya dengan bahagia. Kejadian itu membuat Dewi Kantil dan Dewi Mawar malu sekaligus iri atas keberuntungan adiknya. Pesan moral dari Cerita Rakyat Joko Kendil – Dongeng Jawa Tengah adalah Kita tidak boleh menghina orang yang nasibnya kurang beruntung. Seharusnya kita menolongnya dengan tulus dan ikhlas. Kita harus menghargai sesama tanpa berprasangka buruk. Temukan Cerita Rakyat Jawa Tengah terbaik lainnya pada artikel kami berikut ini Cerita Dongeng Anak Ande-Ande Lumut
KisahCerita Joko Kendil - Pada zaman dahulu, hiduplah seorang wanita dengan anak laki-lakinya. Anak itu mempunyai bentuk fisik yang aneh. Badannya mirip dengan periuk. Karena itulah orang menyebutkan Joko Kendil*. Walaupun tubuh Joko tidak normal, ibunya mencintainya apa adanya. Ia juga tak pernah menyesali nasib anaknya. Siapa itu Joko Kendil – Indonesia memiliki banyak budaya, legenda dan cerita rakyatnya. Salah satu daerah yang menyimpan banyak cerita rakyat dan legenda adalah Jawa Tengah. Salah satu cerita rakyat yang cukup terkenal adalah Joko Kendil. Kisah Joko Kendil ini menceritakan mengenai seseorang pemudah dengan bentuk tubuh seperti kendil dengan postur sedikit pendek karena kehendak para dewa. Akan tetapi, nama Joko Kendil saat ini tidak hanya berkaitan tentang cerita rakyat yang terkenal saja, tetapi juga berkaitan dengan seorang pria yang baru-baru ini viral karena pengakuannya menunggangi harimau putih dan berjalan berkilo-kilo. Berikut penjelasan tentang cerita rakyat Joko Kendil dan fenomena pria yang mengaku sebagai Joko Kendil. Cerita Rakyat Joko KendilSosok Viral Musafir Bernama Joko KendilFakta-Fakta Tentang Joko Kendil, Sosok Viral di Media Sosial1. Keluarga tak tahu anaknya memiliki julukan Joko Kendil2. Pergi dari rumah selama 2 tahun lamanya3. Mengenakan pakaian serba hitam dan mengaku menunggangi macam putih4. Tidak membawa uang5. Disebut ODGJArtikel Mengenai Anak Lainnya Cerita Rakyat Joko Kendil Sumber TheAsianparent Pada zaman dahulu kala di sebuah wilayah terpencil di Jawa Tengah, ada seorang janda yang hidup miskin. Janda tersebut memiliki seorang anak laki-laki dengan bentuk tubuh yang menyerupai periuk untuk memasak nasi. Di Jawa Tengah, periuk yang digunakan untuk memasak nasi disebut sebagai kendil. Sebab anak laki-laki tersebut memiliki bentuk tubuh seperti kendil, maka anak laki-laki tersebut pun dikenal dengan nama Joko Kendil. Meskipun anaknya memiliki bentuk tubuh seperti periuk atau kendil, akan tetapi sang ibu tidak pernah merasa malu atau menyesal memiliki anak laki-laki tersebut. Justru sebaliknya, sang ibu justru menyayangi sang anak dengan tulus. Ketika Joko Kendil masih kecil, Joko seperti anak-anak seusianya, ia adalah seorang anak kecil dengan sifat jenaka dan tentunya disukai oleh teman-teman sebayanya. Pada suatu hari ketika ada pesta perkawinan yang dihelat di dekat desanya, Joko Kendil secara diam-diam menyelinap ke dapur. Seorang ibu kemudian melihat kendil dan memuji keindahan kendil tersebut dan menjadikan kendil tersebut sebagai tempat kue serta tempat buah-buahan. Tanpa disadari bahwa kendil yang dilihat oleh sang ibu adalah manusia yaitu si Joko Kendil. Usai mengisi kendil tersebut hingga penuh, Joko Kendil pun secara perlahan-lahan menggelinding ke luar dapur. Melihat kejadian kendil tersebut bergerak, orang-orang di sekitar kemudian berteriak ajaib! Lalu, mereka semua berebutan untuk memiliki kendil ajaib tersebut. Joko Kendil yang mengetahui ia diperebutkan kemudian menggelinding semakin cepat dan pulang ke rumah. Setelah sampai di rumahnya, Joko Kendil lantas langsung menemui sang ibu. Ibunya merasa terheran-heran karena melihat Joko Kendil membawa kue serta buah yang sangat banyak. Joko Kendil pun menceritakan tentang kejadian yang baru saja ia alami. Seluruh kue yang ia bawa pulang bukanlah hasil mencuri, tetapi pemberian dari ibu-ibu dalam sebuah pesta pernikahan. Ia mendapatkan kue-kue itu, karena kendil dengan penampilan yang indah lebih cocok digunakan untuk menyimpan kue dibandingkan untuk memasak nasi. Tahun demi tahun pun berlalu, Joko Kendil akhirnya tumbuh menjadi seorang pria dewasa, akan tetapi bentuk tubuhnya masih tidak berubah, ia masih memiliki postur tubuh seperti kendil. Pada suatu hari, Joko Kendil ingin mengutarakan keinginannya pada ibunya bahwa ia ingin segera menikah. Sang ibu pun merasa kebingungan, siapa wanita yang ingin menikah dengan laki-laki yang memiliki bentuk tubuh seperti kendil? Ibu Joko Kendil kemudian semakin kebingungan ketika Joko Kendil mengungkapkan, bahwa ia hanya bersedia menikah apabila sang wanita adalah puteri raja saja. Ibu Joko Kendil kemudian memberi nasihat kepada anak laki-laki semata wayangnya, bahwa mereka adalah orang miskin dan bentuk tubuh Joko Kendil yang tidak umum bahkan terlihat seperti sebuah periuk. Mendengar perkataan sang ibu, Joko Kendil tidak berkecil hati ia justru semakin mendesar sang ibu untuk dilamarkan pada seorang puteri raja. Pada akhirnya, datanglah hari yang telah ditunggu dan ditentuk bagi Joko Kendil dang sang ibu untuk menghadap pada raja. Dikisahkan bahwa sang raja memiliki tiga orang puteri dengan paras cantik jelita. Lalu dengan hati-hati, ibu dan Joko Kendil menyampaikan maksudnya untuk melamar salah satu dari puteri raja tersebut. Raja yang mendengar ungkapan Joko Kendil pun terkejut, akan tetapi dengan bijaksana sang raja menanyakan jawaban dari lamaran Joko Kendil pada ketiga puterinya. Dewi Kantil, Dewi Mawar dan Dewi Melati pun memberikan jawaban yang berbeda-beda. Dewi Kantil secara terang-terangan menolak Joko Kendil dan bahkan menyatakan bahwa ia tidak sudi menikah dengan Joko Kendil karena bentuk tubuhnya serta latar belakangnya yaitu anak desa yang hidup miskin. Kemudian Dewi Mawar menjawab lamaran Joko Kendil dengan nada angkuh, bahwa ia ingin menikah dengan seorang putra mahkota dengan paras rupawan. Lalu ketika pandangan raja berpaling pad Dewi Melati, puteri raja yang ketiga ini mengatakan bahwa ia bersedia menerima lamaran dari Joko Kendil dengan sepenuh hati. Mendengar jawaban Dewi Melati yang cukup mengagetkan, raja pun terdiam sejenak. Raja yang bijaksana kemudian memenuhi janjinya dan ia memberikan restu pada permintaan Dewi Melati. Kabar bahagia ini kemudian disampaikan pada ibu Joko Kendil. Akhirnya Dewi Melati dan Joko Kendil melangsungkan pernikahan yang meriah dan mewah dan mereka dapat hidup dengan bahagia. Namun sayangnya, kebahagiaan tersebut terganggu oleh ejekan serta cemooh yang dilontarkan oleh kedua kakak Dewi Melati pada Joko Kendil. Seluruh ejekan tersebut pun diterima oleh Dewi Melati dengan segala sikap sabarnya. Pada suatu hari, sang raja yang bijaksana mengadakan lomba ketangkasan, akan tetapi Joko Kendil tidak mengikuti perlombaan tersebut dikarenakan ia jatuh sakit. Karena absennya Joko Kendil, Dewi Melati pun harus duduk sendirian. Sedangkan para penonton yang melihat lomba tersebut fokus pada kehadiran para pangeran yang datang dari luar negeri dengan keahlian dan ketangkasannya masing-masing. Ketika para penonton sedang fokus menyaksikan para pangeran, lalu tiba-tiba datanglah seorang pangeran dengan paras tampah dengan gagah perkasa memasuki arena dan membuat penonton terpana. Pangeran tersebut mengenakan pakaian kerajaan gemerlap dengan menunggang kuda yang gagah dan perkasa. Dewi Kantil dan Dewi Mawar yang melihat sosok pangeran tersebut pun langsung terpesona, kedua putri raja tersebut mulai berusaha menarik perhatian sang kesatria. Dengan lirikan matanya ke arah Dewi Melati, Dewi Kantil dan Dewi Mawar pun langsung mengejek sang adik yang terlihat duduk sendiri tanpa didampingi sang suami, Joko Kendil. Dikarenakan Dewi Melati tidak tahan dengan perkataan jahat dan ejekan dari kedua kakanya, Dewi Melati kemudian memutuskan untuk meninggalkan arena perlombaan dan pergi menuju kamarnya. Sang Dewi Melati kemudian menghancurkan sebuah kendil yang ada di kamarnya sebab ia merasa selalu mendapatkan hinaan karena kendil tersebut. Setelah kendil tersebut hancur, lalu muncullah sosok ksatria tampan yang memiliki paras dan tubuh persis seperti kesatria yang ada di arena perlombaan. Dewi Melati yang melihat sosok pangeran tersebut pun kaget, ia kemudian menanyakan siapa dan keberadaan dari sang kesatria tampan tersebut. Rupanya, kesatria tampan tersebut adalah Joko Kendil dengan tubuh berbentuk kendil dan mungil. Karena kehendak para dewa, tubuhnya yang seperti kendil akan kembali seperti semula apabila ia menemukan seorang puteri raja yang tulus serta bersedia menikah dengan dirinya. Lalu, Dewi Melati pun merasa takjub mendengar kisah dari suaminya dan langsung bergegas memeluk suaminya. Sementara itu, Dewi Kantil dan Dewi Mawar akhirnya merasa malu dan iri atas keberuntungan yang didapatkan oleh sang adik. Dari cerita rakyat tentang Joko Kendil tersebut, apa makna dan pesan moral yang dapat diperoleh pembaca? Pesan dan maknanya adalah jangan melihat seseorang hanya dari penampilan luarnya saja, sebab orang yang memiliki rupa baik belum tentu memiliki perilaku dan hati yang baik pula, begitu pula sebaliknya seseorang yang memiliki rupa buruk belum tentu memiliki sifat buruk juga. Pesan moral lainnya adalah jangan meremehkan seseorang karena orang tersebut memiliki penampilan yang buruk atau tidak sesuai dengan standar kecantikan yang ada di masyarakat, sebab standar tersebut tidak menjadi standar kebaikan dan isi hati seseorang. Sosok Viral Musafir Bernama Joko Kendil Sumber Nama Joko Kendil sempat viral karena fenomena munculnya seorang laki-laki musafir yang dijuluki dengan nama Joko Kendil. Media sosial diramaikan dengan sosok laki-laki yang berjalan kaki dengan pakaian hitam, menggunakan caping kayu serta membawa sebuah tongkat seperti seorang pesilat yang sedang berkelana. Bahkan, video viral tentang Joko Kendil ini tidak hanya muncul sekali dua kali saja, akan tetapi ada beberapa video viral dengan narasi serupa yang menceritakan tentang musafir Joko Kendil. Setiap kali video tersebut diunggah, Joko Kendil terlihat mendapatkan sambutan hangat dari warga kota atau desa yang ia lewati. Di beberapa video viral, disebutkan bahwa Joko Kendil ini tidak hanya jalan, tetapi juga menunggangi seekor harimau atau macan putih dan rumor tersebutlah yang membuat Joko Kendil terlihat seperti berjalan dengan cepat dan tidak merasa lelah. Joko Kendil tidak hanya mendapatkan sambutan dari warga saja, tetapi beberapa polisi juga terlihat ikut menyambut dirinya dengan memberikan tumpangan pada mobil Patwal dan bahkan memberi jamuan seperti minuman dan makanan. Fenomena tentang Joko Kendil ini kemudian dijelaskan oleh seorang Sosiolog dari Universitas Negeri Sebelas Maret UNS yaitu Drajat Tri Kartono. Dikutip dari fenomena terkenalnya Joko Kendil di media sosial disebut sebagai social fiction. Drajat menjelaskan bahwa Joko Kendil sebenarnya adalah orang biasa yang kemudian menjadi tokoh karena dibentuk oleh media sosial, meskipun netizen belum mengetahui asal usul orang tersebut. Ada pula beberapa rumor yang tidak dapat dibuktikan seperti Joko Kendil menunggangi macan putih dan bahkan berkeliling dunia dengan berjalan kaki. Meskipun begitu, Drajat menilai kemunculan dari Joko Kendil cukup menarik karena berupa social fiction yaitu cerita fiksi yang diterima secara sosial dan menyebar dengan cepat di sosial media. Kondisi dari social fiction tersebut kemudian diikuti dengan bandwagon effect yaitu fenomena atau suatu tindakan yang dilakukan oleh khalayak dikarenakan tren atau mengikuti orang lain, terlepas dari keyakinan orang tersebut. Dikutip dari Drajat menilai bahwa fenomena Joko Kendil sebenarnya sudah cukup biasa di Indonesia. Drajat juga menjelaskan mengapa masyarakat tidak sungkan dan bahkan terlihat gembira ketika menyambut kedatangan Joko Kendil. Sikap masyarakat ini memperlihatkan bahwa sebenarnya masyarakat sedang mengalami suatu kejenuhan atau krisis dari figur tulus yang mampu tampil apa adanya, tanpa membawa suatu embel-embel kekuasaan atau kepentingan dari pihak tertentu. Namun ada pula sentimen atau respons negatif yang diberikan oleh warganet ketika melihat video Joko Kendil. Beberapa warganet menyebutkan bahwa fenomena tersebut adalah suatu irasionalitas. Sehingga mereka membuat video parodi yang menirukan gaya berjalan dari Joko Kendil. Fakta-Fakta Tentang Joko Kendil, Sosok Viral di Media Sosial Sumber Bingkai Nasional Berikut beberapa fakta seputar sosok Joko Kendil yang viral di media sosial. 1. Keluarga tak tahu anaknya memiliki julukan Joko Kendil Joko Kendil adalah seorang laki-laki yang tinggal di Dusun Ngramut, Menduran, Brati Kabupaten Grobogan. Joko Kendil sebenarnya dikenal dengan nama Mbah kusnan dan keluarganya mengaku bahwa mereka tak mengetahui bahwa Mbah Kusnan mendapatkan julukan Joko Kendil. Menurut pengakuan dari orang sekitar, Mbah Kusnan telah memiliki istri serta anak. 2. Pergi dari rumah selama 2 tahun lamanya Joko Kendil adalah seorang musafir yang pergi dari rumahnya selama 2 tahun lamanya. Pada mulanya, ia berpamitan dengan sang ayah yang bernama Slamet untuk mencari kerja. Sejak pamit tersebut, sang keluarga tidak mengetahui kabar dari Joko Kendil. Keluarga baru melihat Kusna setelah ia viral dan videonya tersebar di media sosial TikTok dengan nama julukan Joko Kendil. Ketika diwawancarai, sang ayah yaitu Slamet mengaku tidak tahu bahwa anaknya diberi julukan Joko Kendil dan senang dapat mengetahui kabar sang anak masih hidup dengan baik. 3. Mengenakan pakaian serba hitam dan mengaku menunggangi macam putih Ketika viral di media sosial, Joko Kendil memiliki penampilan yang cukup khas yaitu berjalan tanpa menggunakan alas kaki dan mengenakan pakaian serba hitam. Joko Kendil juga terlihat mengalungkan tasbih di lehernya serta mengenakan caping. Caping tersebut terbuat dari bambu dengan warna hijau. Selain itu, Joko Kendil juga terlihat membawa sebuah tongkat selama melakukan perjalanan jauh. Joko Kendil mengaku bahwa ia akan pergi ke Gunung Muria dan akan berhenti berjalan di tahun 2025. Joko Kendil juga mengaku bahwa ia menunggangi seekor macan putih yang ia dapatkan dari gurunya selama perjalanannya tersebut. 4. Tidak membawa uang Sebagai seorang musafir yang menempuh perjalanan jauh, Joko Kendil rupanya tidak membawa uang saku sepeser pun. Ia memenuhi kebutuhan primernya seperti minum dan makan dari pemberian orang di sekitarnya. Bahkan tak jarang ia juga menerima pemberian uang dari masyarakat sekitar. Akan tetapi, uang yang ia terima tidak ia gunakan dan ia beri pada orang lain yang menurut Joko Kendil sedang mengalami kesusahan. 5. Disebut ODGJ Fenomena Joko Kendil ini juga memicu pro dan kontra. Beberapa menganggap bahwa Joko Kendil adalah ODGJ akan tetapi beberapa berpendapat sebaliknya. Sementara sang ayah mengaku bahwa Joko Kendil tidak gila, hanya saja ia tidak pernah bersekolah. Keluarga juga berharap agar masyarakat berhenti memanggil atau bahkan menyebut Kusnan sebagai orang ODGJ dan berharap agar Kusnan segera pulang ke rumah. Itulah penjelasan tentang siapa itu Joko Kendil dan fenomena viralnya seorang musafir dengan julukan Joko Kendil. Grameds bisa membaca cerita rakyat lainnya dengan membaca buku yang tersedia di Karena Gramedia adalah SahabatTanpaBatas yang menyediakan berbagai macam buku berkualitas dan original. Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan LebihDenganMembaca. Penulis Khansa Rujukan ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien Halaman2 Koleksi Cerita Rakyat Ber Bahasa Jawa Berikut ini Kumpulan Cerita Rakyat Berbahasa Jawa yang terdapat pada Halaman 3. Bentuknya berisi sebuah cerita yang memiliki berbagai alur cerita. 10 cerita pendek bahasa arab penuh hikmah dan artinya. Cerita Rakyat Jawa Tengah Joko Kendil. Contoh cerkak dalam bahasa jawa. Solo - Jawa Tengah memiliki beragam cerita rakyat. Salah satunya adalah kisah mengenai Joko Bahasa Jawa, Joko berarti perjaka atau pemuda dan kendil adalah alat penanak nasi atau semacam periuk. Tokoh dalam cerita ini mendapatkan nama ini lantaran wajah dan bentuk tubuhnya yang terlihat jelek dan tidak sebenarnya, Joko Kendil merupakan anak seorang raja yang sangat rupawan. Rupanya, dia terkena sihir sejak masih berada di dalam kandungan. Seperti apa ceritanya? Buku berjudul Cerita Provinsi Jawa Tengah; Joko Kendil dari penerbit KYTA menuliskan cerita rakyat yang sudah turun temurun itu. Dikutip dari buku tersebut, pada suatu ketika ada seorang raja bernama Asmawikana yang berkuasa di suatu daerah di Jawa Asmawikana memiliki satu permaisuri dan seorang selir. Namun, selir yang pendengki itu memiliki banyak sifat jahat. Dia tidak rela jika kerajaan itu nantinya diwariskan kepada anak permaisuri. Dia menginginkan agar kekuasaan kerajaan nantinya diturunkan ke itu, dia selalu berusaha agar permaisuri tidak punya anak. Setiap permaisuri hamil, dia mencampurkan racun ke makanannya sehingga permaisuri raja akhirnya merasa curiga. Saat permaisuri kembali hamil, dia menjaganya dengan sangat ketat. Hanya orang kepercayaan yang boleh mendekat dan memberikan itu membuat selir menjadi gelap mata. Dia lantas menemui penyihir dan meminta agar bayi dalam kandungan permaisuri itu itu membuat semua pihak terkejut saat permaisuri melahirkan. Bayinya berparas jelek dan memiliki kepada dengan bentuk mirip kendil atau panci. Meski demikian dia tetap merawat bayinya dengan penuh kasih Raja Asmawikana yang merasa sedih lantas menemui seorang peramal. Dia akhirnya mendapat informasi bahwa bayi itu terkena sihir jahat. Untuk melepaskan sihir itu, bayi tersebut harus dirawat oleh seorang janda yang tinggal di tepi sungai di perbatasan kata peramal tersebut, pengaruh sihir itu akan lenyap dan putranya akan menjadi orang yang tampan. Setelah berdiskusi dengan permaisuri, saran peramal itu akhirnya tempat yang lain, seorang janda bernama Mbok Rondho bermimpi aneh. Perempuan miskin itu bermimpi kejatuhan bulan di siang hari. Saat ke pasar, Mbok Rondho bertemu seorang peramal yang mengatakan bahwa perempuan itu akan mendapatkan seorang rasa kurang percaya, Mbok Rondho lantas memilih pulang. Setibanya di rumah ternyata sudah ada beberapa tamu utusan raja. Ternyata raja ingin menitipkan anaknya ke Mbok Rondho. Meski bayi itu wajahnya aneh, Mbok Rondho menerimanya dengan senang Rondho merawat Joko Kendil dengan penuh kasih sayang hingga bayi itu akhirnya beranjak dewasa. Joko Kendil yang rajin membuat warga di sekitar rumah Mbok Rondho juga hari, desanya mendapat kunjungan dari seorang raja dari negeri seberang. Raja itu membawa tiga putrinya. Saat melihat salah satu putri, Joko Kendil langsung merasa jatuh cinta. Dia meminta Mbok Rondho untuk meminang gadis Joko Kendil membuat Mbok Rondho bingung. Dia lantas menemui Raja Asmawikana untuk meminta izin ke negeri seberang, meminang seorang putri untuk Joko Kendil. Raja pun setuju dan memerintahkan pengawalnya menemani Mbok Rondho dengan membawa keperluan yang Mbok Rondho, Joko Kendil dan pengawal lantas berangkat ke negeri pinangan itu diterima? Baca halaman selanjutnya LegendaLutung Kasarung. Cerita Rakyat Lainnya >>>. Dahulu kala, terdapat dua orang putri dari Kerajaan Pasundan. Mereka Praburarang dan Purbasari yang memiliki wajah sangat cantik. Dengan meninggalnya sang Raja, Purbasari ditunjuk untuk menggantikan tahtanya. Mendengar hal itu, Praburarang merasa sangat iri dan ingin mencelakakan Purbasari.

Joko Kendil adalah putra raja Asmawikana dari Kerajaan Ngambar Arum, Jawa Tengah, Indonesia, yang lahir dalam keadaan cacat, yaitu kepalanya berbentuk kendil. Kedhil dalam bahasa Jawa berarti panci atau periuk. Menurut cerita, Joko Kendil mengalami cacat akibat disihir oleh seorang dukun sejak ia masih dalam rahim ibundanya. Meski keadaannya demikian, Joko Kendil berhasil menikah dengan seorang putri raja yang cantik nan rupawan. *** Dikisahkan di daerah Jawa Tengah, Indonesia, hiduplah seorang raja bernama Asmawikana yang bertahta di Kerajaan Ngambar Arum. Raja Asmawikana mempunyai seorang permaisuri bernama Prameswari dan seorang selir bernama Dewi Dursilawati. Namun ia belum mempunyai seorang putra mahkota yang kelak akan meneruskan tahta kerajaan. Hal ini membuat hati sang Raja menjadi sedih. Setiap hari ia selalu duduk termenung di singgasananya. Sebenarnya, Prameswari sudah dua kali mengandung, tetapi dua kali juga keguguran. Penyebab Prameswari keguguran karena ulah Dewi Dursilawati yang iri hati kepadanya. Ia mencampuri racun ke dalam makanan dan minuman Prameswari secara diam-diam. Dewi Dursilawati melakukan hal itu karena ia menginginkan putra yang lahir dari rahimnyalah yang akan menggantikan kedudukan Raja Asmawikana kelak. Pada suatu sore, ketika Raja Asmawikana sedang duduk termenung di singgasananya, tiba-tiba muncul perasaan curiga terhadap selirnya Dewi Dursilawati. “Wah, jangan-jangan Dewi Dursilawati telah mencampurkan racun ke dalam makanan Prameswari,” pikirnya. Sejak itu, Raja Asmawikana selalu memperhatikan kesehatan Prameswari, khususnya dalam hal makanan. Ketika Prameswari mengandung putranya yang ketiga, ia pun memerintahkan kepada para dayang-dayang istana agar memeriksa makanan dan minuman yang akan dihidangkan kepada Prameswari dan mengawasi sang permaisuri pada saat makan. “Wahai, Dayang-dayang! Ingat, jangan biarkan permaisuri Prameswari makan dan minum tanpa sepengetahuan kalian! Kalian harus mengawasi semua hidangan yang akan disantapnya!” titah Raja Asmawikana. “Baik, Baginda!” jawab dayang-dayang tersebut serentak. Sejak itu, segala kebutuhan makanan dan minuman Prameswari senantiasa dalam pengawasan para dayang- dayang istana. Dengan demikian, Dewi Dursilawati tidak dapat lagi meracuni Prameswari. Namun, selir raja yang licik itu tidak kehabisan akal. Ia pergi ke seorang nenek dukun untuk meminta bantuan agar menyihir bayi yang ada di dalam kandungan Prameswari. “Hai, Nenek Dukun! Aku ingin meminta bantuanmu! Sihirlah bayi yang ada di dalam kandungan Prameswari supaya menjadi cacat!” pinta Dewi Dursilawati. Nenek sihir itu pun bersedia mengabulkan permintaan Dewi Dursilawati. Begitu kandungan Prameswari berusia sembilan bulan, dukun itu menyihir bayi yang tak berdosa itu. Tak berapa lama kemudian, Prameswari pun melahirkan seorang anak laki-laki. Alangkah terkejutnya keluarga istana, terutama Raja Asmawikana, ketika melihat putranya lahir dalam keadaan cacat, yaitu kepalanya berbentuk kendil panci. Ia dan permaisurinya sangat sedih melihat keadaan putra mereka. Sang Permaisuri menangis siang dan malam. Meski demikian, mereka tetap menerima keadaan itu dengan lapang dada. Bayi yang diberi nama Joko Kendil itu mereka rawat dengan penuh kasih sayang. Namun, Raja Amawikana tidak ingin putranya cacat seumur hidup. Untuk itu, ia pun memerintahkan pengawalnya untuk memanggil seorang pertapa yang terkenal sakti mandraguna untuk melihat keadaan putranya. Pada suatu hari, pertapa itu pun datang ke istana menghadap kepada Raja Asmawikana. “Ampun, Gusti! Apa yang bisa hamba bantu?” tanya pertapa itu sambil memberi hormat. Raja Asmawikana pun menceritakan perihal keadaan putranya yang lahir dalam keadaan cacat itu. “Wahai, Pertapa! Apakah kamu mengetahui penyebab penyakit yang diderita putraku? Apakah penyakitnya masih bisa disembuhkan?” tanya Raja Asmawikana dengan perasaan haru. “Ampun, Gusti! Menurut pengetahuan hamba, putra paduka terkena sihir. Sebaiknya paduka menitipkan putra paduka kepada seorang nenek yang bernama Mbok Rondho. Ia tinggal di pinggir sungai di wilayah perbatasan kerajaan paduka. Suatu hari kelak, putra paduka akan menjadi kesatria setelah menikah dengan seorang putri raja,” ramal pertapa itu. “Terima kasih atas bantuanmu, Pertapa!” ucap Raja Asmawikana. Setelah mendapat saran dari sang pertapa, Raja Asmawikana segera mengirim utusan untuk menitipkan putranya kepada Mbok Rondho. Ia juga memerintahkan beberapa pengawalnya yang lain untuk menangkap dukun yang telah menyihir putranya untuk dihukum pancung. Namun sayang, dukun itu telah kabur dari rumahnya untuk menyelamatkan diri. Rupanya, Dewi Dursilawati telah memberitahu perihal penangkapan itu kepada si dukun. Sementara itu di tempat lain, para utusan raja telah tiba di rumah Mbok Rondho untuk menyerahkan Joko Kendil. “Mbok Rondho! Kami adalah utusan Raja Asmawikana. Kanjeng Gusti memerintahkan kami untuk menitipkan putranya kepada Mbok. Sebagai ucapan terima kasih, Kanjeng Gusti juga menitipkan emas, intan, dan permata untuk bekal hidup Mbok bersama Joko Kendil,” pesan salah seorang utusan. Mbok Rondho pun menerima Joko Kendil dengan senang hati. Ia berjanji akan merawat dan membesarkan Joko Kendil dengang penuh kasih sayang. Sejak itu, Joko Kendil berada di bawah asuhan Mbok Rondho. Ketika Joko Kendil berumur belasan tahun, Mbok Rondho sering mengajaknya ke pasar dan ke ladang. Joko Kendil adalah anak yang rajin, baik hati, dan suka membantu orang-orang yang sedang kesusahan. Tak heran, jika semua orang sayang kepadanya. Waktu berjalan begitu cepat. Joko Kendil pun tumbuh menjadi pemuda dewasa. Ia pun semakin rajin membantu ibu angkatnya bekerja di ladang. Ia juga suka membantu masyarakat di sekitarnya yang membutuhkan tenaganya. Pada suatu hari, raja dari negeri seberang dengan rombongannya sedang mengadakan rekreasi di sungai di dekat Dusun Kasihan tempat tinggal Mbok Rondho dan Joko Kendil. Dalam rombongan tersebut hadir pula permaisuri dan putrinya yang jelita bernama Putri Ngapunten. Masyarakat Dusun Kasihan pun berbondong- bondong untuk melihat rombongan raja yang sedang berekreasi tersebut. Tak terkecuali Joko Kendil dan Mbok Rondho. Saat pertama kali melihat Putri Ngapunten, Joko Kendil pun langsung jatuh hati. Ia terus menatap wajah putri raja yang cantik nan rupawan itu hingga rombongan raja tersebut kembali ke negerinya. Bahkan, di sepanjang perjalanan pulang ke rumahnya, wajah cantik Putri Ngapunten selalu terbayang-bayang di hadapannya. Joko Kendil benar-benar jatuh hati kepada Putri Ngapunten dan berniat untuk meminangnya. Setibanya di rumah, ia pun menyampaikan niat tersebut kepada ibu angkatnya. “Bu! Joko jatuh hati kepada putri raja dari negeri seberang itu. Bersediakah Ibu melamarnya untukku?” pinta Joko Kendil. Alangkah terkejutnya Mbok Rondho mendengar permintaan putra angkatnya itu. “Ah, kamu jangan meminta yang aneh-aneh, Putraku! Mana mungkin Raja Negeri Seberang itu akan menerima pinanganmu dengan keadaanmu seperti ini. Apalagi dia itu putri raja satu-satunya. Sebaiknya, kamu urungkan saja niatmu itu, Putraku!” kata Mbok Rondho menasehati Joko Kendil. “Tidak, Bu! Apa salahnya jika Ibu mencobanya dulu,” desak Joko Kendil. Mulanya, Mbok Rondho menolak untuk memenuhi permintaan Joko Kendil. Namun, karena terus didesak, akhirnya ia pun bersedia untuk memenuhi permintaan putra kesayangannya itu. Ia pun segera ke istana untuk menyampaikan niat Joko Kendil kepada Raja Asmawikana. Penguasa Kerajaan Ngambar Arum yang bijak itu pun menyetujuinya. “Baiklah, Mbok Rondho! Aku merestui putraku menikah dengan Putri Ngapunten. Tapi, aku mohon Mbok Rondho yang datang ke Kerajaan Seberang untuk meminang putri raja itu. Aku akan menyiapkan segala keperluan pinangan ini dan mengutus beberapa pengawalku untuk mendampingimu ke sana,” pinta Raja Asmawikana. Mbok Rondho pun tidak kuasa untuk menolak permintaan Raja Asmawikana. Pada hari yang telah ditentukan, Mbok Rondo bersama utusan raja pun berangkat ke Kerajaan Seberang dengan membawa perhiasan emas dan intan permata untuk dipersembahkan kepada putri raja. Pada malam sebelum Mbok Rondho berangkat ke Kerajaan Seberang, Joko Kendil berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar pinangannya diterima. Berkat doanya tersebut, Tuhan pun membuka hati Raja Negeri Seberang melalui mimpi. Suatu malam, sang Raja bermimpi kejatuhan sebuah kendil. Ajaibnya, ketika kendil itu diberikan kepada putrinya, kendil itu tiba-tiba berubah menjadi seorang kesatria yang gagah dan tampan. Raja Negeri Seberang pun berharap mimpi tersebut menjadi kenyataan. Maka, ketika Mbok Rondho bersama utusan Raja Asmawikana datang meminang putrinya, ia pun langsung menerimanya. “Pinangan Joko Kendil saya terima. Kembalilah ke negeri kalian untuk menyampaikan berita gembira ini kepada Raja Asmawikana! Sampaikan kepadanya bahwa pesta pernikahan Joko Kendil dengan putriku akan dilaksanakan pekan depan!” seru Raja Negeri Seberang. “Baik, Gusti!” ucap Mbok Rondho dengan senang hati. Mbok Rondho bersama utusan raja pun mohon diri kembali ke istana untuk menemui Raja Asmawikana. Mendengar berita gembira tersebut, Raja Asmawikana segera memerintahkan seluruh pengawalnya untuk menyiapkan segala keperluan pesta pernikahan putranya. Pada hari yang telah ditentukan, pesta pernikahan Joko Kendil dengan Putri ngapunten pun dilangsungkan dengan meriah di istana Negeri Seberang. Pesta tersebut dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan seni dan tari. Undangan yang hadir pun datang dari berbagai penjuru negeri. Ketika Joko Kendil dan Putri ngapunten sedang duduk bersanding di atas pelaminan, para undangan tiba-tiba menjadi gaduh. Banyak di antara mereka yang menyesali atas pernikahan tersebut, karena kedua mempelai bukanlah pasangan yang serasi. Putri ngapunten adalah seorang putri raja yang cantik nan rupawan, sedangkan Joko Kendil putra raja yang memiliki bentuk kepala yang sangat buruk, yakni menyerupai kendil. Di tengah kegaduhan tersebut, tiba-tiba terjadi peristiwa ajaib. Joko Kendil tiba-tiba menghilang entah ke mana, sehingga Putri ngapunten tampak duduk seorang diri di atas pelaminan. Beberapa saat kemudian, tiba- tiba seorang pemuda tampan dan gagah muncul di antara kerumunan undangan, lalu berjalan menuju ke pelaminan dan duduk di samping Putri ngapunten. Para undangan tersentak kaget bercampur rasa senang ketika menyaksikan peristiwa ajaib itu. Mereka baru menyadari bahwa ternyata Joko Kendil adalah seorang putra raja yang tampan dan gagah. Akhirnya, pesta pernikahan berlanjut dengan suasana meriah. Para undangan pun merasa senang dan gembira menyaksikan kedua mempelai pengantin yang duduk di pelaminan. Kini, kedua mempelai tersebut telah menjadi pasangan yang sangat serasi. Mereka hidup bahagia dan harmonis dalam menjalani bahtera rumah tangga. Tidak lama setelah menikah, Joko Kendil dinobatkan menjadi raja untuk menggantikan ayahandanya yang usianya sudah mulai udzur. Seluruh keluarga istana merasa sangat bahagia atas penobatan Joko Kendil sebagai raja, kecuali Dewi Dursilawati. Ia merasa dengki dan iri hati, karena belum mendapat seorang putra yang diharapkannya untuk menjadi raja. Karena perasaan dengki itu, ia berniat untuk mencelakai istri Joko Kendil. Namun, niat busuk itu terlebih diketahui oleh Raja Asmawikana melalui petunjuk dari sang pertapa, sehingga ia gagal melaksanakannya. Ia melarikan diri masuk ke dalam hutan, karena takut mendapat hukuman dari Raja Asmawikana. Pada saat itulah, ia terperosok masuk ke dalam jurang dan tewas seketika. *** Demikian KISAH JOKO KENDIL dari daerah Jawa Tengah, Indonesia. Cerita di atas termasuk kategori dongeng yang di dalam terkandung nilai-nilai moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Nilai moral yang terkandung di dalam cerita di atas adalah sifat dengki, yaitu suatu sifat yang tidak senang atas keberhasilan atau kenikmatan yang diperoleh orang lain dan berusaha untuk mecelakainya. Sifat dengki ini harus kita jauhi, karena ia bagaikan racun yang dapat mengubah rasa kasih sayang menjadi kebencian, bahkan hingga ke pembunuhan sekalipun. Hal ini ditunjukkan oleh sifat Dewi Dursilawati yang merasa iri dan dengki terhadap Prameswari, sehingga ia selalu berusaha untuk mencelakai Prameswari dan bayinya. “ kalau suka iri mengiri, sahabat menjauh, saudara pun lari, kalau suka dengki mendengki, orang muak Tuhan pun benci”. Agatha Nicole Tjang – Ie Lien Tjang © 

MeskipunBentuk Tubuhnya Aneh. Joko Kendil Adalah Anak Yang Baik Hati Dan Rajin. Di Istana Semua Orang Yang Melhat Joko Kendil Mencemooh Dan Menertawakan. Namun, Joko Kendil Tetap Bersikap Tenang. Lagi Pula, Putri Raja Juga Tidak Keberatan Jika Joko Kendil Menjadi Salah Satu Peserta Dari Sayembara dan ia pun berhasil menjadi pemenang dalam
- Daerah Jawa Tengah memiliki beragama cerita rakyat. Salah satunya adalah Joko Kendil yang merupakan cerita rakyat Jawa ini menceritakan tentang seorang pemuda yang memiliki bentuk tubuh seperti kendil karena kehendak dewa. Berikut ini cerita rakyat Jawa Tengah, Joko Kendil Joko Kendil Bertubuh Kendil Pada dahulu kala di wilayah terpencil di Jawa Tengah, ada seorang janda miskin. Ia memiliki anak laki-laki yang bentuknya mirip periuk untuk menanak nasi. Di Jawa Tengah, periuk yang digunakan untuk menanak nasik disebut kendil. Karena, anak laki-laki itu mirip dengan kendil, maka ia dikenal dengan nama Joko Kendil. Walaupun anaknya seperti kendil, tapi sang ibu tidak merasa malu maupun menyesal. Sebaliknya, ia bahkan menyayangi dengan tulus. Saat masih kecil, Joko Kendil seperti anak-anak seusianya, ia seorang jenaka dan disenangi teman-temannya. Suatu hari ada pesta perkawinan di dekat desanya, diam-diam Joko Kendil menyelinap ke dapur. Seorang ibu memuji keindahan kendil yang dapat menjadi tempat kue dan buah-buahan. Ia tidak tahu bahwa kendil yang dimaksud adalah manusia. Setelah terisi penuh, kendil yang tidak lain Joko Kendil secara perlahan menggelinding keluar. Baca juga Legenda Danau Kelimutu, Cerita Adanya Tiga Warna Air Danau Melihat kejadian itu, orang-orang yang melihat berteriak ajaib!. Lantas, mereka berebutan untuk memiliki kendil ajaib itu. Joko Kendil semakin cepat menggelinding dan pulang ke rumah. Setibanya di rumah, Joko Kendil langsung menemui ibunya. Ibunya heran karena Joko Kendil membawa kue yang sangat banyak. Lalu, Joko Kendil menceritakan kejadian yang baru dialaminya. Semua kue yang dibawa pulang bukan hasil mencuri melainkan pemberian ibu-ibu dalam pesta perkawinan. Karena, kendil yang indah itu lebih tepat digunakan untuk menyimpan kue ketimbang untuk menanak nasi. Joko Kendil Melamar Puteri Raja Tahun demi tahun, Joko Kendil tumbuh semakin dewasa. Tapi, tubuhnya tidak berubah, ia tetap seperti kendil. Suatu hari, Joko Kendil mengutarakan keinginannya menikah pada ibuya. Ibunya bingung, siapa yang mau menikah dengan anak berbentuk kendil. Ibunya semakin dibuat bingung, karena Joko Kendil hanya mau menikah dengan puteri raja. Ibu Joko Kendil menasehati anak laki-lakinya bahwa mereka orang miskin terlebih dengan bentuk tubuh kendil yang dimiliki Joko Kendil. Namun, Joko Kendil tetap mendesak untuk dilamarkan dengan puteri raja. Akhirnya pada hari yang ditentukan, Joko Kendil dan ibunya menghadap raja. Baca juga Legenda Batu Bagga, Kisah Anak Durhaka dan Perahunya yang Dikutuk Menjadi Batu Raja memiliki tiga orang puteri yang cantik jelita. Dengan hati-hati, ibu Joko Kendil menyampaikan maksudnya untuk melamar salah satu puteri sangat terkejut, tapi dengan bijaksana ia menanyakan jawaban kepada ketiga puterinya. Berbagai macam jawaban yang diberikan puterinya, yaitu Dewi Kantil, Dewi Mawar, dan Dewi Melati. Dewi Kantil menyatakan tidak sudi menikah dengan Joko Kendil sebagai anak desa yang miskin. Dengan nada sombong, Dewi Mawar mengatakan ingin menikah dengan putera mahkota yang tampan. Saat pandangan raja berpaling pada Dewi Melati, puteri raja ini meminta menerima lamaran Joko Kendil dengan sepenuh hati. Mendengar jawaban Dewi Melati yang mengagetkan, raja diam sejenak. Tapi, raja yang bijaksana memenuhi janjinya dan meresui permintaan Dewi Melati. Kabar ini lalu disampaikan pada ibu Joko Kendil. Akhirnya perkawinan Dewi Melati dan Joko Kendil berlangsung meriah. Mereka pun hidup bahagia. Namun kebahagian itu terganggung dengan ejekan dan cemooh kedua kakaknya. Semua ejekan itu diterima dengan penuh kesabaran oleh Dewi Melati. Baca juga Legenda Batu Ampar, Wilayah yang Terbentuk dari Kekuatan Lemparan Si Badang Suatu hari raja mengadakan lomba ketangkasan, namun Joko Kedil tidak terlihat dalam perlombaan itu karena sakit. Dewi Melati duduk sendirian. Sementara, penonton membahana melihat para pangeran dari berbagai negeri yang memperlihatkan keahliannya. Joko Kendil Menjadi Kesatria Tiba-tiba, penonton terpesona oleh seorang pangeran tampan yang gagah perkasa memasuki arena. Ia memakai pakaian kerajaan gemerlap dan menunggang kuda yang gagah perkasa. Dewi Kantil dan Dewi mawar langsung terpesona dan berusaha menarik perhatian kesatria. Dengan lirikan matanya ke arah Dewi Melati, keduanya tampak mengejek adiknya yang duduk sendirian. Karena tidak tahan ejekan kakaknya, Dewi Melati meninggalkan arena dan menuju kamarnya. Kemudian, ia menghancurkan kendil yang ada di kamarnya karena merasa ia selalu mendapat hinaan dengan adanya kendil tersebut. Setelah kendil hancur, muncul kesatria tampan persis seperti di arena perlombaan. Dewi Melati kaget dan menanyakan keberadaan kesatria tampan itu. Ternyata kesataria tampan adalah Joko Kendil, yang tubuhnya berbentuk kendil atas kehendak dewa. Baca juga Legenda Komodo di Labuan Bajo Tubuhnya akan kembali seperti semula, jika ada puteri raja yang tulus bersedia menikahinya. Dewi Melati takjub mendengar cerita suaminya dan langsung memeluknya. Sementara, Dewi Kantil dan Dewi Mawar merasa malu dan iri atas keberuntungan adiknya. Sumber Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. KiJoko Kendil pada Program Hikmah Islami ini?” Suseno “Pendapat saya, pelaksanaan dakwah Ki Joko Kendil lebih mengena ke audiens karena dengan dakwahnya menggunakan media wayang, karena khususnya orang jawa menggemari wayang. terkadang orang mendengarkan cerita tapi tidak ada bentuknya kebanyakan tidak paham dengan demikian wayang
Karena berasal dari Jawa Tengah, cerita rakyat Joko Kendil tersedia dalam bahasa Jawa. Namun tenang saja, buat yang nggak paham bahasa Jawa, di artikel ini telah kami sajikan kisahnya dalam bahasa Indonesia. Yuk, simak langsung saja!Joko Kendil adalah salah satu cerita rakyat asal Jawa Tengah yang memiliki kisah menarik dan sarat makna. Sehingga, legenda ini cocok untuk disampaikan pada yang belum tahu, kendil adalah periuk kecil yang terbuat dari tanah dan biasanya digunakan untuk menyimpan serta memasak makanan. Joko Kendil sendiri adalah kisah seorang anak yang lahir menyerupai bagaimana bisa demikian? Bila tertarik untuk menyimak detail cerita rakyat Joko Kendil, lanjutkanlah membaca artikel ini. Selain kisahnya, ada pula ulasan mengenai unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Selamat membaca!Cerita Rakyat Joko Kendil Sumber Jokok Kendil – Little Serambi Pada zaman dahulu, di sebuah desa kecil di Jawa Tengah, hiduplah seorang janda tua yang tinggal seorang diri. Suaminya telah lama meninggal. Untuk memenuhi segala kebutuhannya, ia setiap hari mencari kayu bakar di hutan, lalu menjualnya ke pasar. Meski perjalanan dari rumah ke hutan, lalu ke pasar sangatlah jauh, ia tak pernah mengeluh. Ditambah lagi, penghasilannya pun tak seberapa. Namun, ia tetap giat bekerja dan pantang menyerah. Salah satu keinginannya yang tak kan pernah bisa terwujud adalah memiliki seorang anak. Pada suatu malam, janda tua ini bermimi buruk, yakni kejatuhan bulan di siang hari. Saat terbangun, ia sangat terkejut, karena mimpinya terasa sangat nyata. Jantungnya berdegup kencang, terasa tak karuan. “Apa yang akan terjadi? Apa maksud dari mimpiku?” tanya wanita itu dalam hati. Ia terus memikirkan dan mengkhawatirkan mimpinya. Keesokan harinya, ia bergegas pergi ke hutan dan menuju ke pasar. Setelah menjual habis kayu bakar, ia berkeliling ke pasar untuk mencari kebutuhannya. Di tengah perjalanan, ia bertemu segerombolan orang. Karena penasaran, ia pun mendekat. Ternyata, orang-orang tersebut sedang mengeremuni seorang peramal. Saat janda tua itu mendekat, kebetulan ada seorang wanita yang ingin diramal. Ia mengatakan bila semalam bermimpi buruk dan ingin mengetahui maksud dari mimpinya. “Pak peramal, aku ingin bertanya soal mimpiku semalam,” tanya wanita itu. “Coba kamu ceritakan mimpimu padaku,” jawab sang peramal. “Semalam, aku bermimpi kejatuhan bulan di siang hari. Mimpinya terasa sangat nyata. Apakah itu pertanda buruk?” ujar wanita itu dengan wajah yang gelisah. “Itu bukanlah mimpi buruk. Justru itu pertanda yang baik. Mimpi kejatuhan bulan menandakan bahwa kau kan mendapatkan seorang anak,” kata sang peramal dengan wajah yang meyakinkan. “Benar begitu? Wah, aku sangat bahagia bila benar itu pertanda dari mimpiku semalam,” jawab wanita itu dengan wajah penuh kegembiraan. Janda tua yang sedari tadi mendengar ucapan mereka pun ikut terkejut. Mimpi wanita yang diramal sama dengan mimpinya semalam. Tapi, mana mungkin ia mendapat momongan. Suami saja ia tak punya. Baca juga Legenda Si Penakluk Rajawali Asal Sulawesi Selatan dan Ulasan Menariknya, Pelajaran Berharga tentang Ketulusan Bertemu dengan Dua Pemuda Sesampainya di rumah, ia disambut oleh dua orang pemuda yang sepertinya dari kerajaan. Mereka membawa bungkusan berukuran besar. “Apa tujuan kalian ke mari, Nak?” tanya janda tua kepada kedua pria tersebut. “Kami hendak menitipkan sesuatu kepada, Ibu,” ungkap salah satu pemuda tersebut. “Apa yang ingin kau titipkan padaku, Nak? Aku ini hanya wanita tua renta. Sudah tak bisa apa-apa,” jawabnya. Lalu kedua pemuda itu menyerahkan bungkusan yang mereka pegang. “Ini adalah bayi, Bu. Kami ingin menitipkannya padamu. Tolong besarkan ia selayaknya anakmu sendiri” ucap kedua pemuda. “Kenapa bayi ini dititipkan kepadaku? Di mana dan siapa orang tua mereka” kata janda tua. “Sebenarnya ini adalah anak dari Raja kami, Bu. Hanya saja, ia dikutuk oleh orang jahat sehingga badannya menyerupai kendil. Raja tentu saja tak sanggup merawatnya. Sebenarnya, anak ini hendak dibunuh. Tapi, kami tak tega. Lalu, kami mendengar bila Ibu tinggal sendiri dan butuh seorang anak. Maka dari itu, kami tawarkan anak ini padamu,” jelas kedua pemuda itu. Janda tua pun tersenyum. Dalam hati ia berkata, “Inikah jawaban dari mimpiku semalam?” Setelah terdiam beberapa saat, ia pun berkenan merawat bayi tersebut. “Baiklah, aku kan merawatnya. Akan kujaga dia seperti anakku sendiri,” ujar wanita itu. Mendengar jawaban tersebut, kedua pemuda tersebut sangatlah lega. Tak hanya memberikan bayinya saja, mereka juga ternyata memberikan uang yang sangat banyak pada si ibu. “Kami berikan sejumlah uang padamu, Bu, mohon diterima sebagai bentuk terima kasih kami padamu. Satu lagi, kutukannya akan hilang bila ia dipeluk oleh wanita yang dicintainya,” ungkap salah satu pemuda. “Baiklah. Aku yakin jika besar nanti, ia akan menemukan wanita yang dicintainya,” pungkas wanita itu. Kedua pemuda tersebut pun pamit undur diri. Wanita tua itu lalu memeluk bayi yang berbadan aneh tersebut. Meski demikian, ia sangat bersyukur karena memiliki momongan. Ia pun menamainya Joko Kendil. Bersahabat dengan Si Gundul Seiring berjalannya waktu, Joko Kendil telah tumbuh menjadi seorang pria dewasa. Meski begitu, badannya tetap kerdil. Wajahnya juga menyerupai kendil. Ia kerap menjadi bahan ejekan teman-temannya. “Si badan cebol. Tak akan ada yang mau bermain denganmu. Hahahaha,” ejek teman-temannya. Meski begitu, pria ini tetap tegar. Ia adalah pria baik yang selalu membantu ibunya. Tiap pagi, ia pergi ke kebun untuk bercocok tanam. Hasil panennya berlimpah. Bersama ibunya, ia hidup berkecukupan. Suatu hari, di kampungnya datanglah keluarga baru. Keluarga itu terdiri sepasang orang tua dan anak laki-laki berbadan kurus dan botak yang diberi nama Gundul. Karena fisiknya tersebut, ia juga tak luput dari ejekan anak-anak di kampung tersebut. “Si Gundul botak. Kepalamu aneh sekali” itulah kalimat yang sering ia dengarkan. Karena itulah, si Gundul merasa sedih dan kerap menyindiri. Di suatu hari, di sebuah kebun, Joko Kendil tak sengaja bertemu dengan si Gundul yang bersedih. Ia pun bertanya, “Kenapa kamu bersedih?”. Si Gundul pun menjawab bila ia tak tahan menjadi bahan ejekan warga di kampung sini. Mendengar kesedihannya, Joko pun berkata, “Janganlah bersedih. Biarkan saja mereka mengejek fisik kita. Tak perlu didengarkan. Yang penting, kita harus tetap berbuat baik. Aku juga kerap diejek karena badanku kerdil dan wajahku mirip kendil. Tapi, aku tak bersedih. Karena aku punya ibu yang sayang padaku.” Sejak saat itu, mereka pun berteman. Ternyata, si Gundul sangatlah berbakat. Ia sangat pandai bermain layang-layang. Tak hanya itu, ia juga jago memanah. Si Gundul kerap mengajari Joko memanah dan bertarung. Persahabatan mereka semakin lama semakin erat. Meski banyak yang mengejek, mereka tak memerdulikannya. Mengikuti Sayembara Di suatu sore hari, di pasar yang sedang ramai, Joko Kendil mendengar adanya sayembara dari kerajaan. “Dengarkan para pemuda! Raja memiliki tiga putri cantik jelita. Bagi siapa pun yang ingin melamar mereka, datanglah ke istana dan tunjukkan kemampuanmu”. Ia pun tertarik untuk mengikuti sayembara tersebut. Dengan penuh semangat, ia menemui ibunya dan menceritakan keinginannya. “Ibu, aku ingin melamar salah satu putri raja. Akan kutunjukkan bakatku dalam memanah,” ungkap pria itu pada ibunya. Mendengar hal tersebut, ibu Joko sangat terkejut. “Apa kau yakin, Nak? Dengan tubuhmu yang seperti ini, apakah sang Raja akan menerimamu sebagai menantunya?” ucap ibu tua itu. “Aku rasa Raja adalah orang yang baik, Bu. Aku yakin dia tak menilai fisikku saja, tapi juga kemampuanku,” ungkap Joko dengan yakin. Ibu Joko pun menyetujui keinginan anaknya. Begitu pula dengan si Gundul yang juga memberi dukungan pada sahabatnya tersebut. Keeseokan harinya, pria itu datang ke istana. Semua orang mengejeknya, “Mana mau seorang putri menikah dengan orang jelek sepertimu.” Meski demikian, ia tak putus asa. Ia dengan gagah menunjukkan kemampuannya dalam memanah yang diajarkan oleh si Gundul. Raja terkesima dengan kehebatan Joko Kendil. Ia pun meminta putri pertamanya untuk menerima Joko. Tapi, putri pertama raja menolak. Ia tak mau menikah dengan pria yang tak tampan. Berbeda dengan putri pertama, putri terakhir justru tertarik dengan pria berbadan kecil ini. “Ayah, bisakah aku saja yang menjadi istri Joko Kendil? Bagiku, ia pria yang baik dan bakatnya sungguh luar biasa,” pinta putri bungsi pada raja. “Benarkah kamu ingin menikah dengannya, Anakku?” tanya sang raja. “Benar ayah. Sebelum menikahkan kami. Biarkan kami saling berkenalan dulu selama 1 minggu, bolehkah?” pinta si bungsu. “Tentu saja boleh, Nak.” ucap sang raja. Sang Raja pun mengumumkan tiga pria yang memikat hati anak-anaknya. Saat nama Joko Kendil disebutkan, orang-orang pun sulit memercayainya. Berubah Menjadi Pangeran Tampan Sumber The Story of Joko Kendil – Pustaka Pelajar Di suatu pagi, putri bungsu berjalan-jalan dengan Joko Kendil. Orang-orang tak berhenti memandangi mereka. Tak sedikit juga yang berbisik, “Apakah putri buta? Kenapa dia mau dengan pria cebol itu?”. Meski demikian, Joko Kendil dan putri bungsu tetap asyik mengobrol. Mereka tak peduli dengan ucapan orang-orang. Lalu, Joko Kendil bertanya, “Putri, kau sangatlah cantik. Sedangkan aku adalah buruk rupa. Bagaimana bisa kau tahan dan mau denganku?” Sang putri pun menjawab, “Sungguh aku tak mempermasalahkan fisikmu. Hatimu baik. Kamu juga berbakat. Itulah yang aku suka darimu,” ungkap sang putri. Hari demi hari pun berlalu. Tibalah saat putri bungsu dan Joko Kendil menikah. Acara pernikahan digelar secara meriah. Banyak tamu dari seberang desa pun menghadiri pernikahan tersebut. Di pelaminan, putri bungsu sudah duduk dengan wajah cantiknya. Saat Joko Kendil datang menghampiri pelaminan, orang-orang luar desa pun terkejut. “Apakah benar ini calon suami sang putri? Kenapa wajahnya seperti itu? Badannya saja kerdil,” ungkap para warga. Meski mendengar perkataan itu, Joko Kendil tetap berjalan dengan tegap menuju pelaminan. Si Gundul yang turut menghadiri pernikahan tersebut berbisik pada Joko Kendil, “Tak usah dengarkan mereka, Sahabat! Kamu adalah orang yang hebat.” Sesampainya di pelaminan, prosesi pernikahan pun dimulai. Setelah sah menjadi suami istri. Mereka pun diminta untuk berpelukkan. Sungguh terkejut semua orang, setelah sang putri memeluk Joko Kendil, tiba-tiba Joko berubah menjadi pangeran yang berwajah sangat tampan. Itu berarti, kutukannya telah hilang karena dipeluk oleh wanita yang dicintainya. Mereka pun hidup berbahagia. Baca juga Dongeng Ali Baba dan 40 Pencuri Beserta Ulasan Lengkapnya, Pelajaran tentang Ketamakan Unsur Intrinsik Setelah menyimak cerita rakyat Joko Kendil, kini saatnya mengulik unsur intrinsiknya. Berikut ini adalah beberapa unsurnya; 1. Tema Legenda Joko Kendil memiliki tema atau inti cerita tentang seorang pria yang dikutuk menyerupai kendil. Ia berjuang hidup dengan baik meskipun banyak yang menghinanya. 2. Tokoh dan Perwatakkan Sumber Joko Kendil – Grasindo Ada dua tokoh utama dalam cerita rakyat ini, yakni Joko Kendil dan ibunya. Seperti yang telah dikisahkan di atas, Joko Kendil memiliki sikap yang baik, tak mudah menyerah, dan pemberani. Ibunya memiliki sifat yang baik hati. Ia menerima kondisi fisik Joko Kendil dan selalu mendukung anak semata wayangnya tersebut. Tokoh-tokoh pendukung dalam dongeng Joko Kendil ini juga menarik untuk dikulik. Beberapa di antaranya adalah si Gundul, kedua pemuda utusan raja ayah Joko Kendil, putri bungsu, putri sulung, dan raja. Kedua pemuda yang merupakan utusan dari ayah Joko Kendil hadir di cerita bagian awal. Mereka sebenarnya memiliki sifat yang baik. Sebab, awalnya mereka diminta untuk membunuh atau membuang Joko Kendil. Tapi, mereka tak tega, lalu menyerahkannya pada ibu tua. Berikutnya adalah si Gundul yang cerdas. Ia bahkan bisa mengajari Joko menjadi pemanah yang hebat. Di cerita rakyat Joko Kendil ini, ada pula tokoh putri pertama yang sikapnya cukup jahat. Ia tak mau menikah dengan Joko Kendil hanya karena fisiknya yang kurang sempurna. Sementara itu, putri bungsu dan raja adalah orang yang baik. Mereka tak menilai Joko Kendil dari fisiknya saja, tapi justru dari bakat dan kebaikan hatinya. 3. Latar Ada beberapa latar tempat yang disebutkan dalam dongeng Joko Kendil. Di antaranya adalah hutan, pasar, rumah, kerajaan, dan kebun. Sementara latar waktu yang digunakan adalah pagi hari, siang hari, serta sore hari. 4. Alur Cerita Legenda ini menggunakan alur maju. Sebab, kisahnya diceritakan secara runtut sejak Joko masih bayi hingga ia tumbuh dewasa dan menikah. 5. Pesan Moral dari Cerita Rakyat Joko Kendil Pesan moral dalam cerita rakyat Joko Kendil adalah janganlah menghina seseorang karena fisiknya yang tidak sempurna. Di dunia ini, tak ada satu pun orang yang terlahir sempurna, sehingga kita harus menghargai setiap kekurangan manusia. Selain itu, janganlah kita menilai orang dari luarnya saja. Joko Kendil memang kerdil, tapi ia memiliki sifat yang baik hati. Tak hanya intrinsik, sebenarnya ada juga unsur ekstrinsik dari dongeng Joko Kendil. Yakni unsur di luar cerpen yang berkaitan dengan latar belakang masyarakat, penulis, serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Baca juga Kisah Nenek Pakande dan Ulasannya, Legenda Wanita Tua Pemakan Manusia dari Sulawesi Selatan Serba-Serbi Setelah mengetahui cerita rakyat Joko Kendil dan unsur intrinsiknya, kini saatnya kamu menyimak fakta menariknya. Apakah itu? Yuk, baca langsung! 1. Pernah Diangkat Menjadi FTV Sumber YouTube – MD Entertainment Legenda Joko Kendil ini ternyata pernah diangkat menjadi FTV yang tayang di salah satu televisi swasta Indonesia. Tokoh Joko Kendil diperankan oleh Ucok Baba. Sementara sang putri diperankan oleh artis cantik Tsania Marwa. Ada pun FTV ini juga diperankan oleh tokoh-tokoh kenamaan Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Vicky Nitinegoro, Lia Waode, dan Meidina Hutomo. Baca juga Cerita Abu Nawas Mencari Cincin dan Ulasannya, Kisah Menggelikan yang Mengandung Pesan Bijak Sudah Puas dengan Cerita Rakyat Joko Kendil? Demikianlah cerita rakyat Joko Kendil beserta unsur intrinsik dan serba-serbinya. Kisahnya cukup menarik dan sarat akan pesan positif, bukan? Nah, kalau suka dengan cerita rakyat ini, cobalah untuk menceritakannya pada anak, adik, atau keponakanmu yang masih kecil. Dari dongeng ini, ajarkanlah mereka untuk tak menghina kekurangan orang lain. Bila masih butuh legenda atau dongeng nusantara lainnya, langsung saja kepoin Ada cerita rakyat Jaka Tarub, Timun Mas, Keong Mas, Malin Kundang, dan masih banyak lagi. Selamat membaca! PenulisRinta NarizaRinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.
Berikut ini disajikan soal ulangan akhir semester untuk keperluan penilaian akhir tahun mata pelajaran tematik kelas 4 SD Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku.Soal tematik kelas 4 Tema 8 ini terdiri dari 20 nomor soal dengan bentuk soal essay. Soal Tema 8 Kelas 4 ini juga sudah dilengkapi dengan kunci jawaban untuk memudahkan para sobat apologiku dimanapun

Solo - Sosok pria berpakaian serba hitam yang disebut Joko Kendil viral di media sosial. Pria yang disebut-sebut sebagai pengembara asal Kabupaten Grobogan itu dikabarkan berada di wilayah Lasem, Rembang, Rabu 26/10/2022.Untuk diketahui, Joko Kendil merupakan salah satu tokoh dalam cerita rakyat dari Jawa Tengah. Saking kondangnya, nama Joko Kendil juga dipakai untuk nama kereta kuno yang dibeli perusahaan Belanda sebelum Indonesia merdeka. Berikut kisah tentang cerita rakyat Joko Kendil dan sejarah kereta Djoko Bahasa Jawa, Joko berarti perjaka atau pemuda. Sedangkan kendil adalah alat penanak nasi atau semacam periuk. Tokoh Joko Kendil mendapat julukan itu lantaran wajah dan postur tubuhnya yang disebut mirip kendil. Dalam buku Cerita Provinsi Jawa Tengah Joko Kendil disebutkan bahwa Joko Kendil merupakan anak seorang raja yang sangat rupawan. Ternyata, Joko Kendil terkena sihir sejak masih berada di dalam kandungan. Berikut dari buku yang diterbitkan KYTA itu, pada suatu ketika ada seorang raja bernama Asmawikana yang berkuasa di suatu daerah di Jawa Tengah. Raja itu punya satu permaisuri dan seorang selir yang pendengki itu memiliki banyak sifat jahat. Dia tidak rela jika kerajaan itu nantinya diwariskan kepada anak permaisuri. Maka itu, setiap permaisuri hamil, dia mencampurkan racun ke makanannya sehingga permaisuri itu akhirnya memantik kecurigaan sang raja. Saat permaisuri kembali hamil, raja menjaganya dengan sangat ketat. Kondisi itu membuat si selir gelap mata. Dia lantas menemui penyihir dan meminta agar bayi dalam kandungan permaisuri itu saat permaisuri melahirkan, bayinya berparas jelek dan kepalanya mirip kendil. Namun, permaisuri tetap merawat bayinya dengan penuh seorang peramal, untuk melepaskan sihirnya, bayi tersebut harus dirawat oleh seorang janda yang tinggal di tepi sungai di perbatasan kerajaan. Akhirnya Joko Kendil dirawat oleh sosok bernama Mbok Joko Kendil dewasa, desanya menerima kunjungan raja dari negeri seberang yang membawa tiga putrinya. Jatuh cinta pada salah satu putri itu, Joko Kendil pun meminta Mbok Rondho untuk Rondho kemudian menemui Raja Asmawikana dan meminta izin ke negeri seberang untuk melamarkan Joko Kendil. Raja pun setuju dan memerintahkan pengawalnya menemani Mbok dengan itu, raja di negeri seberang bermimpi mendapatkan sebuah kendi yang berubah menjadi kesatria tampan setelah diserahkan kepada anak cerita, kedatangan Mbok Rondho dan Joko Kendil disambut baik dan diterima menjadi suami putri bungsu raja tersebut. Di tengah pesta pernikahan, Joko Kendil akhirnya terbebas dari sihir. Dia berubah menjadi seorang pria yang sangat Kereta Djoko KendilNama Djoko Kendil dipakai untuk kereta bernomor seri SS9000 yang dibeli oleh perusahaan kereta api Staats Spoorwegen pada tahun 1938 dari pabrik Beynes Belanda. Kereta ini dibeli dengan tujuan untuk melengkapi kereta mewah Nacht Expres. Kereta Nacht Expres diresmikan 1 November dari situs Kereta Nacht Expres expres malam menjelajahi rute Surabaya-Jogja-Purwokerto-Jakarta dalam waktu 11 jam 27 menit. Kereta seri SS9000 merupakan kereta dengan fasilitas tempat tidur yang dilengkapi sistem penyejuk udara. Kereta ini panjangnya 20 usia yang semakin tua, kereta-kereta seri SS9000 mulai terpinggirkan dan turun kelas menjadi kereta penumpang kelas ekonomi dan kereta kereta-kereta bekas SS9000 merupakan peninggalan yang sarat nilai sejarah, maka Balai Yasa Surabaya Gubeng merehabilitasi dua kereta bekas SS9000 yang tersisa menjadi kereta mewah. Rehabilitasi itu dimulai awal 2008."Agar mudah diingat, dua kereta bekas SS9000 ini diberi nama baru yaitu Djoko Kendil. Nama Djoko Kendil diambil dari hikayat seorang putri Kerajaan Brawijaya yang jatuh cinta pada Djoko Kendil, seorang pemuda dari kalangan masyarakat biasa," dikutip dari 28 April 2009, Kereta Djoko Kendil mendapat kehormatan membawa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan beberapa menteri, dari stasiun Tanjung Priuk ke stasiun Pasar Senen. Sebelum naik ke Kereta Djoko Kendil, Presiden SBY terlebih dahulu meresmikan selesainya renovasi stasiun Tanjung Priuk. Simak Video "Heboh Joko Kendil Musafir Asal Grobogan Naik Mobil Polisi" [GambasVideo 20detik] dil/sip

3sJJ4l.
  • j6you1t3gg.pages.dev/103
  • j6you1t3gg.pages.dev/394
  • j6you1t3gg.pages.dev/15
  • j6you1t3gg.pages.dev/82
  • j6you1t3gg.pages.dev/241
  • j6you1t3gg.pages.dev/254
  • j6you1t3gg.pages.dev/292
  • j6you1t3gg.pages.dev/368
  • j6you1t3gg.pages.dev/63
  • cerita joko kendil dalam bahasa jawa